Wednesday, June 15, 2011 | By: Sebutir Kasih Sejuta Sayang

~Terbayang Keindahan Di Hadapan Mata Kita~





“ Wah gunung itu sangat indah ya abang ….”, bibir manis Nur Bahiyah menggambarkan keindahan pemandangan alam pegunungan yang terhampar luas dihadapannya, sambil pinggangnya di peluk Rusdi suami tersayang kekasih hatinya.

“Hmm……tahukah dinda bahwa gunung itu sebenarnya tak seindah mata kita memandang ? “, kata Rusdi dengan nada yang sayu.

Terkedu seketika Bahiyah, “ mengapa abang berkata begitu…!” , suara lembut dari gadis manis itu dengan nada yang manja.

Kekasihnya tersenyum, lalu memandang wajah kekasihnya dengan tatapan lembut diwajahnya.

“ Tahukah dinda….ketika kita mendekati gunung itu … maka semakin nyatalah bahwa gunung itu tidak seperti saat ketika kita….. berdiri disini …..!” ,kata Rusdi dengan lembut. Kemudian ia menyambung , “ cuba dinda lihat pakai teropong ini ….” , Rusdi mendekatkan sebuah teropong di mata Bahiyah. 


Sunyi seketika di kala Bahiyah melihat pemandangan di satu sudut dengan teropong itu. “ ya abang Bahiyah dapat lihat dengan jelas…… dikaki bukit itu begitu curam …. Semakin ke atas semakin tinggi dan curam…..”, kata gadis itu dengan serius. “ apalagi yang kamu lihat sayang ? …” , Wajah sayu Rusdi tepat memandang pada anak mata Bahiyah isteri tercinta.. Bahiyah nampak…. Hmmm….Ada orang yang mendaki di kaki gunung itu …” teriakan kecil Bahiyah pada kekasih hatinya. 

Rusdi berkata pada Bahiyah sambil memeluk erat pinggangnya “ Tahukah adinda ….. yang dinda lihat itu hanya sebagian kecil yang mungkin dinda hadapi, bila dinda mendekati dan mendaki gunung itu “. “ Masih banyak yang tak dapat kita jangka disana , mungkin saja ada haiwan buas dan berbisa, mungkin saja kita boleh tersesat di sana dan terjatuh di curam yang sangat dalam … atau kita terlalu penat untuk mendaki …. semua itu….. tidak mustahil akan terjadi dan berbagai macam – macam kemungkinan…!”.

“Tertunduk sayu sambil di kelopak mata Bahiyah bertenang jernih air mata “Ternyata demikianlah , sayang ……. Mungkin tidak semua orang boleh mendakinya” , sayang….”Hanya sekadar cinta tidak menjamin kita kuat bila berhadapan dengan segala yang kita akan tempun betulkan abang?..Sambung Bahiyah... 


Lalu Rusdi tersenyum, “ Tahukah dinda ….. pada dasarnya semua orang mampu untuk mendakinya ….. hanya tinggal dirinya saja ….apakah ia berniat atau tidak …..….tentu saja semua itu tak lepas dari takdir Allah … yang mengizinkan diri manusia itu untuk dapat mencapai puncak itu….!“.

Hening sesaat … gadis itu hanya terdiam saat kekasih hatinya menjelaskan hal itu padanya. Lalu Rusdi melanjutkan percakapannya , “ Dinda , mengertikah kamu …. Apa yang ku maksud dari semua penjelasan abang tadi ? “ , Tanya Rusdi pada isteri kesayangannya itu. Wajah Bahiyah memandang wajah Rusdi suami tercinta tepat di bibir nipis tidak bermisai dengan serius sambil cuba mencari maksud tersembunyi dari apa yang suaminya katakan itu, lalu gadis itu menggelengkan kepala lalu dengan wajah yang sayu. 

“ itulah pernikahan …..” , jawab Rusdi diringi dengan senyum manisnya. Terpaku seketika dalam diam Bahiyah  mengerutkan kening sebagai tanda tak mengerti dengan ucapan Rusdi itu.

Rusdi meneruskan penjelasannya agar isteri tercinta mengerti apa yang tersimput di hatinya... 

“ Ya ….. bila sepasang kekasih yang belum menikah atau masih di alam cinta dia akan merasakan hal yang sama saat melihat gunung itu dari kejauhan……begitu indah dan seakan-akan menggambarkan sebuah harapan yang indah dimata mereka….!”. 

“ Namun manakala mereka mulai mendekati gunung itu maka mereka akan mulai takut dan cemas ….. apakah mereka mampu untuk mendaki menuju puncak harapan itu !”. 

“ Gunung yang tadi indah ….. kini telah berubah menjadi bebatuan yang tajam dan curam dengan segala macam ancaman……baik haiwan buas mahupun yang berbisa dan sebagainya……..itulah awal dari suatu pernikahan, wahai adinda ku sayang ”. 

Kata – kata Rusdi membuatkan Bahiyah terpanah dihati kecil gadis manis pilihan hatinya itu sungguh mendalam dan tidak terfikif olehnya sebelum ini, yang mula mengerti maksud dari kata-kata hati suami yang terlalu di sayanginya. 

“ Sanggupkah kita mendaki puncak harapan itu sayang ? “ ,Tanya gadis manis itu penuh keraguan. 

“ Takdir Allah memang telah tertulis, adindaku ……. Namun Iapun mengatakan takkan mengubah nasip manusia kecuali manusia itu mahu berusaha dan berdoa pada-Nya…….. itu keyakinan pertama saat kita akan memulai semuanya , sayangku !”

“ …. Lalu itulah maksud mengapa manusia tidak dapat mendaki puncak harapan itu seorang diri, karena ia memerlukan teman dalam hidupnya …… bergandengan tangan , saling menjaga, saling mengingatkan, saling memperhatikan, saling memberi semangat, saling menghibur …… intinya adalah saling berbagi rasa dalam kebersamaan , sayangku !” , kata Rusdi kepada kekasih hatinya  meyakinkan isteri yang amat di sayanginya itu dan memandang mata Nur Bahiyah  sedalam-dalamnya. 


 Lalu Nur Bahiyah menitiskan air mata ….. bukan air mata kesedihan tapi air mata kebahagiaan dan mengucapkan syukur pada Allah , “ Terima kasih Ya Allah ….. Engkau telah menciptakan seorang insan yang kini sah suamiku yang terbaik untukku …….. bersamaku kelak….. menjalani hidup menuju puncak harapan yang sudah didepan mata …………!” 

Comments
0 Comments
    
    

0 comments:

Post a Comment