Thursday, April 14, 2011 | By: Sebutir Kasih Sejuta Sayang

Pantasnya Masa Berlalu...


Masa tidak pernah menunggu untuk kita bersedia  memanfaatkannya. Bahkan masa berlalu begitu pantas, sepantas awan yang berarak dan sepantas angin yang bertiup.

Mungkin ada masa-masanya hidup kita diselubungi kesedihan dan kekecewaan hinggakan kita merasakan jarum jam terhenti seketika atau menginsut begitu perlahan. Namun semua itu hanyalah perasaan kita sebagaimana kita merasakan masa berlalu begitu pantas diwaktu kegembiraan mewarnai hari-hari yang kita tempuhi.

Melupakan hakikat ini akan menjadikan kita orang yang selalu menyesal dengan diri kita. Kita sering menoleh kebelakang dengan penuh penyesalan hingga kita melupakan kedatangan ESOK serta mensia-siakan segala peluang dan kesempatan yang masih kita miliki HARI INI.

Ya, kita perlu menyesali dosa-dosa kita tetapi bukan mensia-siakan saki baki umur yang masih kita miliki. Sedarlah... Setiap kali kita menyesali dosa-dosa yang telah kita lakukan maka syaithan akan bisikkan keraguan dan keresahan hingga kita berputus asa. Berputus asa dengan rahmat Allah dan berputus asa dengan kebaikan hingga kita terus menerus melayan perasaan kita hingga masa-masa yang masih kita miliki kehilangan harganya. Kita menangisi kelemahan diri tanpa kita bangun memperbaiki diri, kita menyesali hari semalam hingga kita mengabaikan hari ini yang masih kita miliki dan mensia-siakan esok yang sedang menanti.

Kita sebagai manusia biasa tidak akan dapat lari dari dosa dan kesalahan. Yang menjadikan kita hina bukan berapa banyak dosa yang telah kita lakukan tetapi hina kita adalah kerana keengganan kita untuk keluar dari lembah dosa tersebut.

Dalam satu hadith Qudsi, Allah SWT berfirman: “Wahai hambaku, sesungguhnya kamu semua adalah orang melakukan kesalahan malam dan siang dan Akulah yang mengampunkan semua dosa, maka minta ampun kepada ku maka aku akan ampunkan dosa ku...” (rujuk hadith 40 Imam Nawawi).

Dalam satu hadith Qudsi yang lain pula, Allah SWT berfirman : “Asalkan kita menadah tangan berdoa kepada Allah, maka Allah berkata; Aku tidak peduli” (Rujuk Hadith 40 Imam Nawawi). Bukan Allah tidak pedulikan doa-doa kita tetapi Allah tidak pedulikan sebanyak manapun dosa kita, maka Allah akan ampunkan dosa-dosa kita, biarlah dosa kita memenuhi langit dan bumi maka Allah akan datang dengan pengampunan seluas langit dan bumi.

Ya, kita orang yang sering melakukan dosa, sering lalai dan alpa bahkan sering mengulangi dosa-dosa yang sama. Ya, kita serba hina dan sarat dengan kelemahan diri serta kerap kita lupa diri. Kita perlu menangisi segalanya tetapi tangisan kita tidak menjadikan kita putus asa dan kehilangan diri. Kita perlu bangun dan lakukan pembaikan diri dengan penuh keazaman dan harapan. Lidah dan hati kita tidak jemu berzikir dan memohon keampunan kepada Allah disamping menaksir diri dan merungkai kejahilan yang membelit diri serta berusaha untuk keluar dari kelemahan dan kelalaian.

Ya, masa begitu pantas berlalu tetapi bukan untuk ditangisi pemergiannya dan bukan juga untuk disia-siakan kehadirannya tetapi untuk dimanfaatkan termampu mungkin agar kita sentiasa dipandang Allah SWT sebagai hambaNya; HambaNya yang sentiasa merasa kerendahan diri, menyesali dosa-dosa tetapi tidak pernah putus asa dari rahmatNya. Inilah jalan yang akan mendekatkan kita kepada Allah; Jalan yang akan mendekatkan kita pada rahmat dan pengampunanNya.

Ya, kita orang banyak melakukan dosa tetapi kita meyakini pengampunanNya jauh lebih banyak dari semua dosa-dosa kita. Bangkitlah dengan penuh keazaman untuk kita manfaatkan masa-masa yang masih kita miliki.

SUMBER LangitIlahi

Comments
0 Comments
    
    

0 comments:

Post a Comment