Wednesday, July 13, 2011 | By: Sebutir Kasih Sejuta Sayang

Pertalian Silatulrahim..


Menurut Rasulullah, Allah SWT akan melapangkan rezeki orang yang suka menyambung tali silaturahim. Allah juga akan memanjangkan umur kepadanya .
Imam Ali as. meriwayatkan dalam sebuah hadis,
“Barangsiapa yang mengambil tanggung jawab atas suatu perkara, aku akan menjamin baginya empat perkara. Barangsiapa bersilaturahim, umurnya akan dipanjangkan, kawan-kawannya akan cinta kepadanya, rezekinya akan dilapangkan, dan ia aman masuk ke dalam surga. (Kanzul ‘Ummal).  
Memutus tali silaturahim adalah sesuatu yang dilarang oleh agama Islam. Dalam Q.S an-Nisa’: 1, Allah berfirman, “Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan mempergunakan nama-namaNya, kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan silaturahim.”
Dalam kitab Ahkam al-Qur’an-nya, Ibnu al-Arabi menafsirkan ayat ini dengan: "Takutlah kepada Allah untuk berdosa kepada-Nya dan takutlah untuk memutus tali silaturahim".
” Rasulullah pernah bersabda,”Tidak ada satu kebaikanpun yang pahalanya lebih cepat diperoleh daripada silaturahim, dan tidak ada satu dosapun yang adzabnya lebih cepat diperoleh di dunia, disamping akan diperoleh di akhirat, melebihi kezaliman dan memutuskan tali silaturahim.”  
Rasulullah ditanya oleh seorang sahabat, "Wahai Rasulullah kabarkanlah kepadaku amal yang dapat memasukkan akan ke surga". Rasulullah menjawab; "Engkau menyembah Allah, jangan menyekutukan-Nya dengan segala sesuatu, engkau dirikan  shalat, tunaikan zakat dan engkau menyambung silaturahim". (HR. Bukhari).
Dan yang terakhir, Rasulullah pernah berkata pada sahabat Abu Bakar ash-Shiddiq r.a bahwa tiga perkara berikut ini benar adanya.
Pertama, barangsiapa yang dizalimi kemudian ia memaafkan, maka kemuliannya akan bertambah.
Kedua, barang siapa yang meminta-minta untuk meningkatkan hartanya, maka hartanya akan berkurang.
Ketiga, barangsiapa yang membuka pintu pemberian dan silaturahim, maka hartanya akan bertambah.Al-Qurthubi mengatakan, "Seluruh agama sepakat bahwa menyambung silaturahim wajib dan memutuskannya diharamkan".

 Ibnu Abidin al-Hanafi mengatakan;"Menyambung silaturahim wajib meskipun hanya dengan mengucapkan salam, memberi hadiah, memberi pertolongan, duduk bertanya khabar, bersikap ramah dan berbuat baik.

Di zaman sekarang terlalu mudah kita untuk menjalinkan silaturahim dan terlalu besar ganjaran dariNya. Orang yang menyambung silaturahim akan mendapat balasan di dunia berupa:
1. Mendapatkan ridha Allah SWT.
2. Membuat orang yang dikunjungi berbahagia. Hal ini amat sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, “Amal yang paling utama adalah membuat seseorang berbahagia.”
3. Menyenangkan malaikat, kerana malaikat juga sangat suka pada bersilaturahmi.
4. Disenangi oleh manusia.
5. Membuat iblis dan setan marah.
6. Memanjangkan usia.
7. Menambah banyak dan berkah rezekinya.
8. Membuat kesenangan roh orang yang telah wafat. Sebenarnya mereka itu tahu keadaan kita yang masih hidup, namun mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka merasa bahagia jika keluarga yang ditinggalkannya tetap menjalin hubungan yang baik.
9. Memupuk rasa cinta kasih terhadap sesama insan, meningkatkan rasa kebersamaan dan rasa kekeluargaan, mempererat dan memperkuat tali persaudaraan dan persahabatan.
10. Menambah pahala setelah kematiannya kita, kerana kebaikannya (dalam hal ini, silaturahim kera Allah) akan selalu dikenang sehingga membuat orang lain selalu mendoakannya.
“Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerosakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan ? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka” (QS Muhammad : 22-23)
Setiap muslim di dunia ini patut bersyukur bahwa di dalam syari’at Islam terkandung nilai dan cara hidup yang sangat tinggi nilainya. Dan jika seluruh nilai dan cara hidup yang merupakan panduan tersebut dijalankan secara menyeluruh, niscaya baik kita sadari walaupun tidak- hal tersebut akan mendatangkan kebaikan baginya, baik di dunia kita sekarang ini maupun di kehidupan yang mendatang.
Salah satu dari tuntunan hidup Islam tersebut adalah silaturahmi. Bahkan lebih dari itu, silaturahmi merupakan salah satu ajaran akhlaq yang paling asasi di dalam Islam. Dalam kehidupan keseharian kita masyarakat kita sekarang sebagian besar penduduknya memeluk agama Islam, pelaksanaan Ukhuwah dapat dengan mudah kita boleh jalinkan di zaman sekarang.

Silaturahmi bukan hanya sekedar menyambung tali persaudaraan. Jauh melewati hal tersebut, silaturahmi pada hakikatnya adalah cara pandang dan sikap hidup seorang muslim dengan nilai yang baik menjadikannya sebuah pelita yang selalu menyinari keadaan di sekelilingnya. Bersilaturahmi hendaknya dilaksanakan dan dijalankan secara menyeluruh, luar dan dalam, secara lahiriyah dan batiniyah.
Persaudaraan ini haruslah terjalin dari hati ke hati, hal itu berarti bahwa ibadah yang hukumnya wajib ini harus disertai rasa tulus dan ikhlas.Layaknya ibadah wajib lainnya dalam syari’at Islam, silaturahmi boleh membawa implikasi langsung dan tak langsung terhadap roda kehidupan seorang muslim. Hal ini juga membawa kepada sebab-akibat, baik ketika  silaturahmi itu kita laksanakan atau ketika kita meninggalkannya. Suatu ketika Rasulullah pernah bersabda :
“Barangsiapa yang ingin banyak rezeki dan panjang usia, sambungkanlah tali silaturahmi” (HR Bukhari)
Hadis di atas hanya merupakan salah satu contoh dari sekian banyak keutamaan silaturahmi. Dengan silaturahmi kita akan mendapat limpahan cinta kasih dari orang-orang terdekat kita, sebagaimana Allah akan lebih menyayangi kita. Lebih dari itu, silaturahmi dapat membawa kita menuju pintu syurga kelak di akhirat nanti, insyaAllah.
Sebaliknya manakala kita meninggalkan silaturahmi, kita akan mendapatkan imbalan yang telah dijanjikan Allah dalam firman-Nya :
”Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka” (QS Muhammad : 22-23)
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh ‘Abdullah bin Abu Awfa, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda yang artinya : “Rahmat (Allah) tidak akan turun kepada suatu kaum/ummat yang di dalamnya terdapat orang yang memutus tali silaturahmi” (HR Bukhari dan Baihaqi)
Pada hakikatnya bentuk dari silaturahmi tidaklah hanya terbatas pada saling mengunjungi antar sesama kita. Banyak hal yang boleh kita laksanakan masuk dalam kategori pelaksanaan silaturahmi.
Untuk ringkasnya, ada beberapa perbuatan yang terlalu mudah termasuk dalam silaturahmi seperti mengucapkan salam, senyum dan tidak menyakiti orang lain. Sementara itu, beberapa perbuatan yang boleh dikategorikan ke dalam silaturahmi adalah ziyarah mengunjungi kerabat, menjenguk yang sakit, memberikan hadiah, berinfaq kepada orang yang kesusahan dan beberapa perbuatan lainnya.
Facebook Sebagai media silaturahmi
Facebook adalah salah satu media sosial network yang sangat terkenal, dengan facebook kata dapat berinteraksi dengan berbagai macam orang dari seluruh dunia. Di Facebook kata dapat menampilkan profile diri kita, lengkap dengan foto-foto, bersosial dengan orang-orang yang punya hobi sama, menjadi fans artis, berbagi cerita dan kegiatan kita, atau chatting online dengan user lain. Facebook juga memungkinkan kita untuk boleh berhubungan kembali dengan teman-teman lama pencarian teman baru.
Kerana layanannya yang boleh menghubungkan kita dengan berbagai orang di dunia ini, maka facebook boleh digunakan sebagai media silaturahmi. Seperti tertulis di atas, bagaimana sebuah komunikasi yang berasal dari dunia maya boleh berkumpul dan memiliki agenda yang baik di dunia nyata untuk bekalan di dunia dan akhirat.




Comments
0 Comments
    
    

0 comments:

Post a Comment